Qurban terpaksa, rejeki tak terduga
Ilustrasi domba qurban yang disembelih |
Seorang
bapak yang baru saja menikah dan baru saja mendapatkan pekerjaanya sebagai guru
disalah satu sekolah swasta dikotanya. Paimin biasa beliau dipanggil,
bekerja sebagai seorang guru dengan gaji kurang lebih Rp. 30.000 per bulan saat
itu ditahun 1988. Pada
suatu hari disebuah pengajian dilingkungan rumahnya, Paimin sering
berdiskusi atau sekedar ngobrol ringan selepas kegiatan pengajian, hingga dalam sekian lama
berdiskusi, hingga sampailah pada tema qurban, kemudian ustadz bertanya pada Paimin.
Ustadz: “Paimin, berapa harga sepeda motornya waktu beli dulu?”
Paimin: “Dua ratus lima puliuh ribu rupiah pak ustadz”.
Ustadz: “Diupayakan qurban ente itu, masak beli sepeda motor aja mampu, beli
kambing harga Rp. 70.000 tidak mampu?".
Paimin hanya terdiam tanpa bisa menjawab, tetap terngiang akan ucapan Ustadz kemaren hingga beliau tiba dirumah. Tanpa menceritakan ke istrinya apa yang
disampaikan pak ustadz karena masih ada kebimbangan dihatinya.
Keesokan
harinya bertepatan dengan Paimin menerima gaji bulanan, bersyukur bulan ini beliau
terima gaji Rp. 76.000, ada tambahan dari beliau memberikan les dan kegiatan
ekstrakulikuler yang beliau ajarkan. Setelah uang ditangan, kembali kata-kata seorang Ustadz yang sempat berdiskusi dengannya terngiang kembali
Dengan
uang 76.000, pasti beliau bisa membeli seekor kambing. Tapi bagaimana nanti
ketika ditanya istri dirumah. Ditengah perjalanan hatinya terus bimbang, tapi
entah sepeda motornya seakan menyuruhnya berhenti di tempat bursa hewan qurban.
Awalnya hanya ingin tahu harga kambing qurbannya, setelah ditanya seekor kambing
seharga 72.000. dengan mengucap Basmalah, beliau keluarkan uang gaji yang baru
diterima. Tersisa 4.000 yang beliau bawa pulang kerumah.
Sesampai
dirumah, beliau sampaikan ke istri bahwa uang gajinya beliau belikan kambing
qurban dan sisa uang 4000 beliau berikan ke sang istri. Ternyata tanggapan sang
istri sesuai prediksi beliau, istri marah karena uang gajinya dibuat untuk
berqurban dan mengatakan bahwa berqurban itu bagi yang mampu. Paimin hanya
diam tanpa melayani omelan sang istri, tapi dihatinya beliau yakin bahwa Allah
akan mengganti dengan yang jauh lebih baik.
Seminggu
telah berlalu sejak Paimin membeli kambing untuk qurban pertamanya. Sikap
sang istri masih tetap sama, omelan hampir tiap hari pak paimin dengar. Hingga
suatu malam ada tetangganya bertamu bersama orang yang beliau tidak kenal.
Setalah memperkenalkan diri ternyata tamunya adalah seorang pegawai
diperusahaan perkebunan yang ditugaskan oleh perusahaanya untuk mengelola lahan
perkebunan di Nusa Tenggara Timur. Yang menjadi persoalannya adalah, pegawai
tersebut harus mengelola lahan sesuai dengan buku panduan yang cukup tebal dan
berbahasa inggris. Dia telah menerjemahkan buku tersebut ke fakultas sastra di
universitas negeri dikota tersebut tapi tetap dia belum bisa memahami.
Pegawai
tersebut meminta tolong dengan memalas karena mendesaknya waktu berangkat ke
daerah yang dituju. Paimin sendiri sebenarnya seorang insinyur pertanian
yang cukup fasih berbahasa inggris. Hingga diberi waktu seminggu untuk bisa
menerjemahkan buku panduan setebal 300 halaman. Pak paimikn berfikir, apa
mungkin inilah jawaban Allah untuknya, akhirnya beliau maksimalkan waktu yang
diberikan dan juga termotivasi bahwa pilihan untuk berqurban tidaklah salah.
Dari seminggu waktu yang diberikan, 3 hari pak paimin telah menyelesaikan
terjemahannya. Tidak beliau tulis tapi beliau rekam menggunakan kaset recorder
yang membutuhkan 10 kaset untuk merekam buku setebal 300 halaman
Ternyata rekaman yang dibuat oleh Paimin mudah dipahami oleh pegawai tersebut, seperti sedang mendengarkan materi kuliah. Selebihnya disalin dalam tulisan oleh anak buahnya.
Dari
kerja keras yang dilakukan oleh Paimin, pegawai tersebut memberikan
imbalan. Diterimalah amplop oleh pak paimin kemudian diberikanlah kepada sang
istri sambil berucap “inilah janji Allah, akan mengganti kebaikan dengan yang
jauh lebih baik”. Dibukalah amplop tersebut dan berisi uang Rp. 400.000,
MasyaAllah. Qurban senilai Rp. 72.000 diganti berlipat-lipat oleh Allah.
Alhamdulilah
dari peristiwa diatas, Paimin tidak pernah absen berqurban hingga saat ini.
Terima kasih kepada seluruh donatur Lazismu Jember, semoga kebaikan anda membawa keberkahan dalam hidup anda beserta keluarga.
Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995, Telp: 0331-484785.
Terima kasih kepada seluruh donatur Lazismu Jember, semoga kebaikan anda membawa keberkahan dalam hidup anda beserta keluarga.
Donasi bisa disampaikan langsung ke kantor Lazismu Jember, Jl. Bondoyudo No.11 Jember ataupun Transfer ke:
Bank Syariah Mandiri (BSM) Jember
Norek: 7011737352 (Infaq)
an. Lazismu Jember
an. Lazismu Jember
Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995, Telp: 0331-484785.
Untuk Layanan Jemput Donasi (Seputaran Jember Kota):
Ghifar: 0821-4172-1226
Sutarman: 0822-3014-3354, WA: 089650620432
Agus: 0812-3179-8356
Sutarman: 0822-3014-3354, WA: 089650620432
Agus: 0812-3179-8356
Dedi: 0822-5777-3188
Rodi: 0822-3467-8055
Irul: 0852-5880-5309
Qurban terpaksa, rejeki tak terduga
Reviewed by Lazismu Jember
on
September 01, 2017
Rating: