Santuni Veteran(2): "Pernah Hanya Makan Tenikir dan Tomat Hutan selama 3 minggu"
Team Lazismu Jember mengunjungi mbah Supiyar menjelang Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2017 |
Dalam postingan sebelumnya (baca: Lazismu Jember Peduli Veteran-1) mbah Supiyar mengisahkan bahwa teman-temannya dalam satu kompi sudah banyak yang tidak diketahui rimbanya saat pertempuran dengan Belanda dan Jepang dahulu.
Team Lazismu Jember yang didukung sepenuhnya oleh PT. Khinasyah Group Peduli Veteran Perang akhirnya sampai juga dikediaman Mbah Supiyar (86), berada di Dusun Jatilawang Desa Tegalwangi kec. Umbulsari, waktu ditempuh sekitar 1,5 jam dari pusat kota Jember, tepat jam 16.00 Team tiba dikediaman Veteran Perang ini.
Daya ingatnya masih jelas, tidak linglung atau pikun, pandangan jarak jauhnya juga masih cukup bagus, badannya tampak tegap dengan suara yang masih sangat lancar, namun hanya jalannya yang sudah mulai tertatih-tatih, memastikan kakinya bisa berjalan dengan benar dan agar tidak tesandung. Secara keseluruhan Mbah Supiyar masih sehat bugar, khas pensiunan tentara yang senantiasa menjaga fisik tubuhnya.
Peperangan yang juga tidak pernah dilupakannya adalah saat dirinya bersama 1 kompi Pasukan Tawang Alun bergerak ke Surabaya, namun selanjutnya diterjunkan ke Peperangan Trikora (Tiga Komando Rakyat) di Papua Barat atau sekarang Irian Jaya. Saat itu pasukan bertempur mengejar Belanda hingga masuk ke hutan belantara Papua, hingga tanpa disadari mereka telah bergerak jauh dari pemukiman penduduk dan akses jalan serta komunikasi.
"Saat itu, harapan pulang kecil le (baca: nak), pasukan juga sudah terpecah menjadi beberapa pleton, dan pleton saya ini berada didala hutan belantara, sedangkan persediaan makanan semakin menipis", kata Mbah Supiyar.
"Nah, pada saat itulah, pasukan harus makan seadanya, disekitar camp kami yang ada hanya tenikir, dan tomat, atau mirip lah", katanya sambil terkekeh. "Mirip tomat le, tumbuh liar ditengah hutan, itu yang kami makan hingga tiga minggu lebih".
"Rasanya bagaimana mbah?", tanya Team Lazismu.
"Yo koyok tomat.... hehehee.... nang wetteng gak karu-karuan, tapi ya bagaimana lagi adanya cuma itu", jawabnya lagi.
Akhirnya setelah komunikasi berhasil disambung dengan pleton yang lainnya, bantuan datang dan mengevakuasi seluruh pasukan yang ada, selanjutnya dibawa kembali ke Surabaya dan ke masing-masing daerah.
"Sekarang masih ada rekan-rekan sampeyan mbah?"
"Sempat sekitar sepuluh tahunan masih pernah ketemu dengan beberapa diantara mereka, tapi sekarang saya dengar sudah banyak yang meninggal, disekitar sini saja tinggal saya sendiri le," Mbah Supiyar menjelaskan.
"Kami kan setiap tanggal sebelas setiap bulannya sering diundang di Koramil, ada pembinaan, pengarahan dan sebagainya, itupun baru setelah Mbah ikuti tiga tahunan ini, karena surat dari pa Menteri buat Mbah baru diterima sekitar tiga tahunan ini". ujarnya
"Sebelumnya tidak dapat santunan dari Pemerintah mbah? kerjanya mbah apa?", tanya team Lazismu lagi.
"Yo, tani le, yo ternak pisan", katanya singkat, mbah Supiyar yang memiliki 2 orang putra ini dan sekarang sudah dikaruniai 6 cucu dan 2 cicit. Namun semuanya tidak ada yang tinggal bersama Mbah Supiyar, beliau tetap tinggal berdua bersama istri tercinta, dirumah tua yang enternitnya sudah mulai rapuh.
Hanya satu pesan mbah Supiyar buat generasi muda Indonesia saat ini, "seng sregep sinau, sak iki wes merdeka, kudu pinter kabeh ben gak dijajah maneh (yang rajin belajarnya, sekarang sudah merdeka, harus pintar semua agar tidak dijajah lagi)", kata Lelaki tua yang sempat mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat Sekolah Dasar (SD) dengan pangkat terakhir sebagai Kopral Satu (KOPTU).
Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995, Telp: 0331-484785.
"Saat itu, harapan pulang kecil le (baca: nak), pasukan juga sudah terpecah menjadi beberapa pleton, dan pleton saya ini berada didala hutan belantara, sedangkan persediaan makanan semakin menipis", kata Mbah Supiyar.
"Nah, pada saat itulah, pasukan harus makan seadanya, disekitar camp kami yang ada hanya tenikir, dan tomat, atau mirip lah", katanya sambil terkekeh. "Mirip tomat le, tumbuh liar ditengah hutan, itu yang kami makan hingga tiga minggu lebih".
"Rasanya bagaimana mbah?", tanya Team Lazismu.
"Yo koyok tomat.... hehehee.... nang wetteng gak karu-karuan, tapi ya bagaimana lagi adanya cuma itu", jawabnya lagi.
Akhirnya setelah komunikasi berhasil disambung dengan pleton yang lainnya, bantuan datang dan mengevakuasi seluruh pasukan yang ada, selanjutnya dibawa kembali ke Surabaya dan ke masing-masing daerah.
"Sekarang masih ada rekan-rekan sampeyan mbah?"
"Sempat sekitar sepuluh tahunan masih pernah ketemu dengan beberapa diantara mereka, tapi sekarang saya dengar sudah banyak yang meninggal, disekitar sini saja tinggal saya sendiri le," Mbah Supiyar menjelaskan.
"Kami kan setiap tanggal sebelas setiap bulannya sering diundang di Koramil, ada pembinaan, pengarahan dan sebagainya, itupun baru setelah Mbah ikuti tiga tahunan ini, karena surat dari pa Menteri buat Mbah baru diterima sekitar tiga tahunan ini". ujarnya
"Sebelumnya tidak dapat santunan dari Pemerintah mbah? kerjanya mbah apa?", tanya team Lazismu lagi.
"Yo, tani le, yo ternak pisan", katanya singkat, mbah Supiyar yang memiliki 2 orang putra ini dan sekarang sudah dikaruniai 6 cucu dan 2 cicit. Namun semuanya tidak ada yang tinggal bersama Mbah Supiyar, beliau tetap tinggal berdua bersama istri tercinta, dirumah tua yang enternitnya sudah mulai rapuh.
Hanya satu pesan mbah Supiyar buat generasi muda Indonesia saat ini, "seng sregep sinau, sak iki wes merdeka, kudu pinter kabeh ben gak dijajah maneh (yang rajin belajarnya, sekarang sudah merdeka, harus pintar semua agar tidak dijajah lagi)", kata Lelaki tua yang sempat mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat Sekolah Dasar (SD) dengan pangkat terakhir sebagai Kopral Satu (KOPTU).
Semangat mbah Supiyar untuk generasi muda |
Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72 pada tanggal 17 Agustus 2017, Lazismu Jember Peduli Veteran Republik Indonesia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi.
======================================================================
Mari BERSINERGI, BERBAGI bersama KAMI
Donasi bisa disampaikan langsung ke kantor Lazismu Jember, Jl. Bondoyudo No.11 Jember ataupun Transfer ke:
Bank Syariah Mandiri (BSM) Jember
Norek: 7011737368 (Zakat)
Norek: 7011737352 (Infaq)
Norek: 7011867671 (Kemanusiaan)
an. Lazismu Jember
Norek: 7011737352 (Infaq)
Norek: 7011867671 (Kemanusiaan)
an. Lazismu Jember
Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995, Telp: 0331-484785.
Untuk Layanan Jemput Donasi (Seputaran Jember Kota):
Ghifar: 0821-4172-1226
Sutarman: 0822-3014-3354, WA: 089650620432
Agus: 0812-3179-8356
Sutarman: 0822-3014-3354, WA: 089650620432
Agus: 0812-3179-8356
Dedi: 0822-5777-3188
Rodi: 0822-3467-8055
Irul: 0852-5880-5309
Team bergerak menuju rumah Mabh Supiyar Veteran Perang |
Mengunjungi dan menyantuni mbah Supiyar |
Salah satu sudut rumah mbah Supiyar |
Foto Mbah Supiyar |
Santuni Veteran(2): "Pernah Hanya Makan Tenikir dan Tomat Hutan selama 3 minggu"
Reviewed by Lazismu Jember
on
Agustus 17, 2017
Rating: