Sedekah, mengembalikan dompet yang hilang
Dompet yang hilang |
Aku yang biasa di panggil Doel memperoleh cobaan yang cukup membuatku tersadar beberapa saat. Tepatnya pada hari Jum’at, menjadi hari yang sangat sibuk untukku, karena selain harus kekantor berangkat lebih pagi, jam 06.30 harus sudah dikantor untuk mengikuti senam pagi, anak ke-2 ku yang masih di PAUD harus diantar kesekolah, padahal biasanya dia berangkat bersama om-nya, karena kakaknya yang sekolah TK sakit, dia menjadi agak malas berangkat sendiri, mau tidak mau untuk membujuknya aku janjikan untuk mengantar.
Belum lagi persiapan
makalah yang telah diketik semalam, nampak belum selesai diprint, akhirnya
dengan sedikit perjuangan ekstra, yang dilanjutkan kembali ba’dah subuh tadi
terselesaikan juga.
Pagi yang sibuk ini,
menuntut diriku bergerak lebih gesit dari biasanya untuk mengejar waktu yang
tersisa, namun apa daya kaki kiriku tidak bisa bergerak lebih gesit karena kena
penyakit Ingrown Toenail, istilah
asing yang artinya tumbunya kuku kejaringan disekitar kuku, yang harusnya
secara normal kuku tumbuh kedepan, tidak menyamping, sehingga menyebabkan
jaringan yang tertusuk kuku itu menjadi radang dan terinfeksi. Dalam bahasa
kedokterannya disebut Onychocryptosis, dalam
bahasa sehari-hari saya disebut Cangtengan.
Penyakit “sederhana”,
namun bisa mengganggu beberapa aktivitas gerak tubuh. Ini pula yang membuat
aktivitas pagi ini tidak dapat aku pacu lebih cepat lagi.
Masalah itu semakin
lengkap, setelah aku bersiap berangkat bersama anakku yang ke-2 tiba-tiba aku
bingung mencari dompet. Tempat yang biasanya aku taruh, tiba-tiba tidak ada,
dicari kesana kemari tidak ketemu, akhirnya mengingat waktu yang sangat
terbatas aku berangkat sambil meminta istriku untuk mencarikan dompetku.
Dompet itu mungkin
merupakan barang yang cukup berharga untukku, bukan karena berisi uang yang
banyak, namun hampir seluruh identitas yang aku miliki berada jadi satu dalam
dompetku. Sehingga apabila benar-benar hilang, maka menjadi musibah yang cukup
sulit untuk mengurus semua kartu-kartu itu.
Sejenak, setelah
melalui Jumat pagi yang cukup menyulitkan, aku berusaha fokus memikirkan
kembali dompetku berada. Karena walaupun tebal dengan berbagai macam kartu,
bukan uang. Tapi nilainya tak terbilang.
Setelah melalui perenungan
akupun berpikir mungkin sempat jatuh disekitar lapangan futsal, karena semalam
aku melihat futsal yang dilaksanakan para santri, awalnya ingin ikut main, tapi
karena penyakit yang aku sebutkan tadi, jangankan untuk lari apalagi menendang
bola, untuk jalan saja susah, akhirnya aku hanya menonton diluar lapangan.
Mungkinkah dompetku jatuh disana? kataku dalam hati.
Tiba-tiba, Jojon,
teman sekantorku yang telah lama mengamatiku termenung sendiri menepuk pundakku
sambil berkata: “Ada apa broo? Kok melamun saja?” Hari
ini hari Jum’at gak baik melamun sendiri”
“Ini, aku memikirkan
dompetku, sejak pagi tadi aku cari tidak ketemu, mungkin isinya bagi orang lain
tidak seberapa, tapi sangat bernilai bagiku, karena kartu-kartu yang ada
didalamnya”,
Kataku membuyarkan lamunanku.
“Kenapa itu harus terjadi
padamu sobat?”, Tanya Jojon lagi yang semakin membuatku bingung.
“Maksudmu apa?", tanyaku kembali.
“Coba kamu merenung kembali, kenapa kamu
bisa kehilangan dompetmu itu? Selain itu aku lihat kamu jalannya juga
tertatih-tatih? Sakit asam urat tah? Dan kenapa itu terjadi bersamaan juga
kepadamu? Kenapa bukan yang lain?”, Katanya lagi menjelaskan.
“Loh, dompetku hilang kan
aku tidak tau, kalau tau kan gak mungkin hilang?", jawabku bingung, “Kaki ku ini bukan sakit asam urat broo,
tapi sakit Onychocryptosis atau menurut bahasa kita, ini Cantengan. Kok malah kamu tanya kenapa terjadi
padaku?”.
“Maksud saya, kenapa dua musibah itu
harus terjadi kepadamu seorang? Bukan kepada yang lain? Istiqfar Doel…
istiqfar…..”, Kata Jojon lagi.
“Astaqfirullahal adzim……..
iya Jon, kenapa harus terjadi padaku, bisa jadi ada dosa yang tiada aku
sengaja?”, Jawabku seakan tersadar.
“Doel, coba perbanyak sedekah…. kalau
sudah tambahi…. InsyaAllah masalahmu akan segera selesai, setidaknya Allah
memberi ganti yang lain yang jauh lebih baik”, Jojon
menasehatiku.
"Iya broo", jawabku singkat.
Saat pulang kerja,
aku mampir dulu ke POM terdekat untuk mengisi BBM, tiba-tiba perkataan Jojon
mengiang kembali di telingaku saat ada seorang laki-laki dari Yayasan Rumah Yatim
menghampiriku seraya memberikan amplop kosong, diharapkan aku mau memberikan
sedekah seikhlasnya.
Mengingat itu,
akhinya aku ambil selembar uang yang lebih banyak dari biasanya, lalu aku
masukkan amplop namun dalam hati aku berdoa kepada Allah, “Yaa Allah mudahkanlah hamba menyelesaikan
cobaan ini, kembalikanlah dompet hamba dalam keadaan utuh, dengan sedikit
sedekah ini sebagai wasilahnya, Aamiin”.
Menjelang magrib, aku
kembali teringat dengan dompetku, aku cari keseluruh sudut-sudut rumah, namun
hasilnya nihil. Akhirnya aku telpon temanku yang rumahnya dekat dengan lapangan
futsal yang semalam aku kunjungi, Nanang namanya.
“Nang, aku mohon bantuanmu
untuk tanyakan ke penjaga lapangan futsal, apakah ada dompet atas namaku
tertinggal disana?Dan dompetnya ketemu sedangkan, uangku sudah gak ada, mohon
berikan uang RP 50.000 kepada yang mengembalikan”, kataku.
“Iya pak, kebetulan saya
memang akan melewati lapangan futsal, nanti saya tanyakan“, jawab Nanang.
“Terima kasih Nang, saya
tunggu kabar darimu”, jawabku
Selang beberapa menit
kemudian Nanang telpon balik, “Pak,
sampeyan semalam mimpi apa?”, Tanya Nanang.
“Memangnya kenapa Nang?
Kamu sudah ke tempat Futsal?”, Aku balik bertanya.
“Alhamdulillah pak, dompetnya jenangan
ketemu, diselamatkan oleh yang jaga futsal, dan untungnya sejak tadi pagi
hingga sore ini tidak ada yang sewa lapangan futsal", Kata
Nanang. Kalimat yang membuatkan gembira, sangat gembira. Terlebih lagi penyakit
cantenganku, berangsur-angsur mulai membaik.
Akhirnya aku
meniatkan untuk menginfaqkan seluruh uang yang ada diisi dompetku itu, walaupun
nilainya tidak cukup besar, namun pelajaran ini sungguh-sungguh sangat berharga
bagiku.
Karena disetiap
kejadian akan ada hikmah, salah satunya untuk menjadikan kita semakin dekat
dengan Allah. Atau Allah ingin kita semakin mendekat kepada-Nya, mendekatkan
diri dengan meningkatkan amal kebaikan, menyibak tabir ma’unah (pertolongan Allah) dengan
memperbanyak sedekah ataupun merapatkan hati dengan uraian air mata taubatan nasyuhah.
======================================================================
Mari BERSINERGI, BERBAGI bersama KAMI
Donasi bisa disampaikan langsung ke kantor Lazismu Jember, Jl. Bondoyudo No.11 Jember ataupun Transfer ke:
Bank Syariah Mandiri (BSM) Jember
Norek: 7011737368 (Zakat)
Norek: 7011737352 (Infaq)
an. Lazis Muh. Jember
Norek: 7011737352 (Infaq)
an. Lazis Muh. Jember
Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995
Untuk Layanan Jemput Donasi (Seputaran Jember Kota):
Ghifar: 0821-4172-1226
Sutarman: 0822-3014-3354
Agus: 0812-3179-8356
Sutarman: 0822-3014-3354
Agus: 0812-3179-8356
Dedi: 0822-5777-3188
Rodi: 0822-3467-8055
Irul: 0852-5880-5309
Sedekah, mengembalikan dompet yang hilang
Reviewed by Lazismu Jember
on
Juli 18, 2017
Rating: