Ciri Orang Bertaqwa Adalah Mau Bersedekah di Waktu Ia Luang Maupun Sempit
Jember - Allah Swt. menyukai hambanya yang bertaqwa. Taqwa menurut Ibnu Taimiyah adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Tidaklah seseorang dikatakan mendekatkan diri pada Allah selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah.
Ada empat ciri yang melekat pada hamba-hambanya yang bertaqwa sebagaimana telah Allah sebutkan pada Q.S Ali-Imran 133 -135 yaitu,
"133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa,135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."
Pertama, Tidak Enggan Menafkahkan hartanya (memberikan sedekah)
Tantangan agar disebut sebagai hamba yang bertaqwa ialah tidak menjadikan dirinya cinta terhadap dunia utamanya pada bergelimangnya harta. Dari harta yang ia peroleh ada sebagiannya yang merupakan hak orang lain juga. Ia mesti berbagi dari karunia yang Allah berikan. Tidak lupa untuk mengeluarkan zakatnya jika memang sesuai syariat sudah wajib zakat, tidak lupa berinfak dan bersedekah bahkan Allah menekankan, memberi tidak harus di waktu ia lapang, ketika ia sedang banyak-banyaknya di karuniai rezeki, tetapi juga saat ia sedang sempit, kesusahan. Banyak orang akan mampu dan bisa bersedekah ketika ia lapang, tapi sungguh luar biasa jika seorang hamba masih mau berbagi ketika dirinya dalam kesempitan.
Kedua, Orang yang Mampu Menahan Amarah
Ciri yang kedua adalah mampu menahan amarah. Rasullullah Saw. bersabda, "Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan Muslim). Sifat amarah membawa keburukan untuk dirinya maupun orang lain. Saat ia "kalap" di saat itu pula ia buta mana yang benar dan mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak. Hati atau psikis orang pemarah cenderung labil dan jauh dari kedamaian. Maka dari itu, perlu meminimalisir sifat amarah dalam diri agar tidak membawa dampak buruk bagi diri sendiri maupun sekitar.
Ketiga, Mau Memaafkan
Pada saat sedang marah-marahnya atas kesalahan orang lain kepada kita. Kadang kala hati cenderung sulit dan tidak ingin memaafkan. Namun, jika kita ingin disebut hamba-Nya yang bertaqwa maka kita perlu memiliki hati yang legowo, hati yang lapang. Mau memaafkan kesalahan dan khilafan orang atas kita. Sungguh mulia akhlak orang yang mau memberi maaf bahkan sebelum orang meminta maaf atas kesalahannya. Memendam angkara murka atas orang dan tutup pintu maaf hanya akan membawa kemudhratan bagi diri sendiri. Hati tidak tenang, pikiran menjadi buntu, hidup menjadi kurang terarah.
Keempat, Orang yang Apabila Mengerjakan Perbuatan Keji atau Menganiaya Diri Sendiri, Mereka Ingat Akan Allah, lalu Memohon Ampun dan Tidak Mengulanginya
Ciri keempat orang yang bertaqwa ialah apabila ia mengerjakan maksiat lantas ia teringat kepada Tuhannya atas segala perbuatan buruk yang telah ia lakukan dan berjanji atas nama Tuhannya tiada mengulangi kembali. Orang bertaqwa itu tak lantas terlepas dari segala macam dosa, akan tetapi hamba yang berbuat dosa kemudian meminta ampun kepada Tuhannya. Maka dari itu, kita mesti tak boleh berkecil hati atas dosa yang barangkali bertumpuk-tumpuk, karena ingat Allah Swt. Maha Pengampun kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh mau bertobat.
Maka, jika telah melekat 4 ciri orang bertaqwa kepada seorang hamba maka Allah menjanjikan padanya ampunan dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(QS. Ali Imran: 136)
Mari menebar kebaikan bersama Lazismu Jember melalui:
Bank Syariah Mandiri (BSM)
Norek: 7011737352
an. Lazis Muhammadiyah-IS
Bank Syariah Mandiri (BSM)
Norek: 7011737368
an. Lazis Muhammadiyah Zakat
Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Norek: 7310061875
an. Lazismu Jember