Sebotol Air Mineral yang Mengantarkanku Meraih Masa Depan

Air mineral mengantarkan ke masa depan
Air mineral mengantarkan ke masa depan
Aku merupakan mahasiswa yang bisa dikatakan cukup lama yang akan lulus, karena hingga semester yang ke-12 ini, masih menyandang status Mahasiswa. Namun dengan bekal menerjemahkan bahasa Inggris, aku beranikan diri untuk menikah, walaupun status mahasiswaku belum tau kapan harus ku tanggalkan.
Dengan penghasilan seadanya, mungkin tidak seberapa untuk menghidupi sebuah keluarga yang dianggap “cukup”, namun aku merasa bahagia, karena istriku mau menerima keadaanku apa adanya.
Saat pulang dari daftar di antrian CPNS, aku menyempatkan diri untuk membeli sebotol air mineral, untuk menghilangkan sedikit dahaga setelah berdesak desakan. Sebenarnya perut ini sudah sulit diajak kompromi, rasa lapar yang sangat sebenarnya sudah terasa sekali, namun dengan uang yang menipis, aku hanya perlu bersabar dan bersabar, apalagi aku juga belum yakin apakah istri tercintaku saat ini sudah menyiapkan makan siang untukku.
Akhirnya aku putuskan untuk membeli sebotol air mineral saja, tidak yang lainnya, tanpa menghiraukan rasa lapar. “Yang penting ada ganjal diperut walau seteguk air.
Setelah beli, belum lama aku terdengar ada kerumunan massa yang sebelumnya terdengar suara tabrakan yang cukup keras, Terlihat bapak-bapak mengendarai motor bersama istrinya sudah dikerumuni massa, dan beberapa anak muda bersiap untuk menghakimi.
“Ada apa ini?”, tanyaku. “Tidak baik main hakim sendiri”,
Menurut beberapa sumber, bapak yang berboncengan dengan istrinya itu mengendarai motornya setengah ngebut, lalu akan menabrak anak kecil yang sedang belajar naik sepeda, sehingga membuat anak kecil itu menangis, namun tak terlihat luka serius di tubuhnya.Faktanya, setelah aku dengar dari beberapa saksi mata yang lain, ternyata belumlah anak itu tertabrak, justru bapak-bapak ini yang menghindar akhirnya menabrak truk yang sedang parkir dipinggir jalan.
Akhirnya melihat bapak dan istrinya yang merintih kesakitan aku datangi, apalagi beberapa pemuda nampak bersiap menghujani dengan bogem mentah, motornya pun sudah dipukuli dengan benda tumpul. Tampak ada memar di wajahnya, tidak jelas apakah karena benturan ataukan pukulan? Lelaki setengah baya yang kira-kira umurnya seusia dengan ayahku ini, tampak ketakutan melihat massa yang semakin banyak, dan seolah-olah siap menghakiminya.
Akhirnya sebotol air mineral yang aku beli untuk melepas dahaga itu, aku berikan kepada pasangan suami istri yang sudah berumur itu. Sambil aku redakan massa yang tampak mulai beringas. “Sudah mas, kita tidak boleh main hakim sendiri, toh tidak ada korban jiwa disini, kan kasihan juga bapak dan ibu ini”, kataku menenangkan massa.
“Tapi dia hampir saja menabrak anak kecil itu”, kata salah seorang pemuda. “Iya, biar tidak ngebut seenaknya dijalan”, sahut yang lainnya. 
“Kalaupun salah, tidak seharusnya kita hakimi disini, ini tidak benar, melawan hukum”, kataku lagi. Akhirnya beberapa orang mulai menyadari, mereka sedikit demi sedkit membubarkan diri.
Lalu ku dekati lagi bapak dan ibu tadi, “Sudah pak, bapak tenang saja, air tadi diminum untuk menghilangkan rasa kawatir didada”, kataku berusaha memberi ketenangan.
”Terima kasih banyak nak, saya memang sedikit ngebut, saya terburu-buru”, kata bapak itu.
Wajahnya yang mulai keriput, menunjukkan ketulusan hati, tidak ada tanda-tanda kebohongan dari pancaran matanya. “Terima kasih nak, semoga Allah memberi ganti yang jauh lebih baik, diparengi rizki seng katah lan berkah (diberi rizki yang banyak dan berkah), Allah sing bakal bales nak (Allah yang akan memberikan balasannya)“,kata bapak tadi dengan logat jawanya yang kental.
“Sama-sama pak”, jawabku singkat.
Beberapa minggu kemudian, saat yang ku nantikan selama ini tiba, yaitu pengumuman kelulusan CPNS, aku sendiri sebenarnya bingung mau mencari kemana informasi ini, walau dengan sedikit ada rasa pesimis untuk lulus.
Lalu aku teringat bahwa pengumuman juga akan diterbitkan di koran lokal, segera aku kayuh sepeda ku, mencari koran yang dimaksud, ku bolak balik halaman satu dengan yang lainnya sambil berharap-harap cemas, hingga pada lampiran pengumuman kelulusan, aku cari formasi yang tepat sesuai dengan saat aku mendaftar, ternyata nama itu ada, persis sama dengan ku, namun keyakinanku belumlah puas 100%, akhirnya ku lihat nomor pendaftaranku, ku sandingkan dengan nomor yang ku dapatkan ternyata…. Alhamdulillah cocok semua, benar semuanya, namaku berada disitu.
Kebahagiaan yang tak terhingga, karena masa depan tampak jelas dihadapanku, ku langsung kayuh dengan cepat sepedaku, tak ku hiraukan lagi panggilan penjual koran, “mas, kembaliannya…”. 
“Tak usah pak, buat sampeyan saja”, jawabku sambil terus mengayuh, ingin rasanya segera pulang, bertemu istri tercinta dan kedua orang tua.
Belum masuk ke dalam rumah, dari kejauhan sudah kulihat istriku tercinta berada di depan pintu, sepertinya sudah menunggu kehadiranku.“Ummi, abi ada kabar gembira”, kataku berbinar-binar. 
“Ummi juga ada kabar gembira buat abi”, sahut istriku lagi, tentu ini lebih mengejutkanku, kabar apakah yang akan disampaikan istriku?
“Alhamdulillah ummi, abi lulus jadi CPNS, abi sekarang sudah punya pekerjaan tetap”, jawabku bersemangat, lalu ku ajak istriku masuk kerumah, lalu ku peluk erat-erat tubuhnya lalu tiba-tiba istriku juga berbisik ditelingaku, “Ummi juga ada berita yang tidak kalah bahagianya”.
Ku tatap wajah istriku dengan tanda tanya. “Apa itu ummi?”. 
“Ummi ternyata hamil, anak pertama kita abi”, jawabnya dengan bersemangat pula. Alhamdulillah, ku jatuhkan lututku kelantai, lalu kutundukkan wajah dan kepalaku, aku lakukan sujud syukur yang cukup lama, tiada henti-hentinya aku bersyukur… “Alhamdulillah….”, tak terasa air mata kebahagiaan menetes deras dipipiku, aku sangat bersyukur kepada Allah SWT yang begitu besar cintanya kepada hambanya.
Tiba-tiba, saat ku angkat wajahku, terlintas kemudian wajah bapak dan ibu yang pernah bertemu denganku dulu, saat dimana aku hadir dengan sebotol air mineral yang sebenarnya ingin aku gunakan untuk sekedar mengganjal rasa lapar ini, ternyata telah memberiku masa depan.
Subahanallah… mungkin do’a bapak itu yang telah memudahkan urusanku, merubah nasibku dan memberikan harapan masa depan yang lebih baik.
Yaa Allah, ampunilah hamba, limpahkanlah pula rizki kepada bapak beserta keluarganya yang telah tulus mendo’a akan hamba. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Kisah ini sebagaimana telah diceritakan secara langsung oleh donatur/simpatisan Lazismujember.org kepada penulis, yang selanjutnya dilakukan perubahan seperlunya di dapur editing redaksi.



======================================================================
Mari BERSINERGI, BERBAGI bersama KAMI

Donasi bisa disampaikan langsung ke kantor Lazismu Jember, Jl. Bondoyudo No.11 Jember ataupun Transfer ke:

Bank Syariah Mandiri (BSM) Jember
Norek: 7011737368 (Zakat)
Norek: 7011737352 (Infaq)
an. Lazis Muh. Jember


Bagi yang telah Transfer bisa Silahkan konfirmasi ke HOTLINE LAZISMU JEMBER melalui: SmS/WA ke: 081232000995

Untuk Layanan Jemput Donasi (Seputaran Jember Kota):
Ghifar: 0821-4172-1226
Sutarman: 0822-3014-3354
Agus: 0812-3179-8356
Dedi: 0822-5777-3188
Rodi: 0822-3467-8055
Irul: 0852-5880-5309
Sebotol Air Mineral yang Mengantarkanku Meraih Masa Depan Sebotol Air Mineral yang Mengantarkanku Meraih Masa Depan Reviewed by Lazismu Jember on Juli 06, 2017 Rating: 5

Related Posts No. (ex: 9)